'



Bermegah-megahan telah melalaikan kamu.
sampai kamu masuk ke dalam kubur.(QS. At Takatsur:1-2)

Senja meronai cakrawala. Bercerita tentang kelelahan dunia. Hiruk pikuk aktifitas manusia tergeletak berserakan. Termasuk sang ujung tombak kehidupan. Kata orang bijak pemuda sebagai ujung tombak dunia., agent of change, agen perubahan. Mereka sibuk berkelompok-kelompok atau berdua-duaan. Seolah-olah dunia hanya berisi kesenangan semata. Tentu anda mengetahui sendiri seperti apa. Kalau ditanya dari mana mereka jadi seperti sekarang, tentu dari budaya yang telah membawa peradaban. Budaya mana lagi yang mereka konsumsi, tak lain budaya barat. Tersenggol opini, yahudi menyerang islam dengan FASHION, SPORT, dan LIFE STYLE. Sepertinya benar. Sebagai bukti, Rasul mereka telah dikalahkan pamor artis yang telah membawa mereka tak karuan. Ahirat jarang terlintas dalam benaknya. Padahal dunia hanyalah permainan.
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?(Al An’aam:32)
Waspadalah terhadap arus zaman. Musuh-musuh islam mengupadaya dengan segala cara agar kita LENGAH. Beberapa diantara kita sudah menjadi korban. Mereka lengah sehingga lupa belajar. Pergaulan tidak mengenal lagi adab dan sopan. Lawan jenis tak tahu yang mana yang membuat mereka malu. Wanita menjadi objek komersialisasi. Sungguh langka menemukan iklan televisi yang tidak ada pamer aurat. Seakan sudah menjadi hal umum sehingga dikatakan boleh. Ketika pornografi ditentang peneriak HAM beraksi. Ayok kita tidak boleh lengah, mari bertahan dalam arus. Kata Prof. H. Zaini Dahlan,”Seorang mukmin tidak berlanjut dalam kesalahan.”
Generasi muda adalah calon-calon penghunus perubahan. Selayaknya kita memaksimalkan masa muda. Sungguh masa muda sangat urgent kawan. Sedetik yang kita lewati saja sangat berarti. Mari kita lihat telah apa saja yang kita kerjakan. Apakah kita termasuk kaum yang lengah? Lengah tidak mengubah keadaan.
Masa muda adalah sarana menghimpun amunisi. Amunisi kita sekarang adalah ilmu. ilmu Allah sangatlah luas. Carilah sebanyak-banyaknya. Jangan mudah merasa puas!
Suatu saat seseorang bertanya kepada asy-Sya’bi,”Dari mana Anda mendapatkan semua ilmu ini?” Sesaat asy-Sya’bi terdiam. Senyumnya merekah seiring dengan pandangan matanya yang tertuju pada lelaki itu.
“Sahabatku, aku mendapatkannya dengan cara membuang sikap malas, dengan rajin mencari ke mana-mana, dengan bersabar seperti sabarnya seekor keledai, dan dengan sangat cekatannya seekor burung gagak,” jawab asy-Sya’bi.(M. Ahmad Ismail Al Muqaddam. Uluwwul Himmah)
Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. Luqman:27)
Masa muda adalah waktunya kita mengupgrade karakter. Bagaimana karakter Nabi SAW tercermin dalam diri kita dalam modernisasi zaman. Tentu kita harus mempunyai keteguhan dan prinsip yang kuat. Tak lain dapat dicapai dengan selalu memperbaharui iman dan meluruskan aqidah.
Banyaknya ilmu yang kita santap dan karakter muslim yang selalu kita upgrade merupakan sarana kita mengejar harapan. Untuk apa masa muda anda? Katakanlah,”Masa mudaku untuk mengejar cita-citaku.”

AZZAM
Satu kata untuk mengejar cita-cita,”AZZAM”. Azzam adalah keinginan/hasrat yang tinggi untuk mencapai suatu gol, apapun yang menghalangi diterjang untuk mencapai gol itu. Tentu kita sebagai kaum muda mempunyai sebuah cita-cita, entah ingin menjadi scientist muslim, leader muslim, entrepeneur muslim, dsb. Silahkan kalian bermimpi setinggi mungkin. Asalkan impian tersebut dapat bermanfaat bagi kemslahatan umat islam, it’s ok. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Kata Ahmad Fuadi(penulis novel 5 menara),”Jangan sekali-kali meremehkan impian! Karena Allah Maha Mendengar.” Maka dari itu saat impian itu tergoda oleh gertakan dunia berdoalah kepada Allah!
Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Fushilat:36)
Tuliskan cita-cita anda! Wujudkan dengan azzam yang terhujam dalam! Semoga Allah mengabulkan impian anda. Satu hal yang sangat penting dalam menhunuskan azzam adalah niat. Segala amal tergantung niatnya. Jika niat kita saah, sangat rugi bagi kita karena amal yang kita lakukan percuma, tidak dicatat sebagai amal sholih. Beberapa niat yang salah yakni, berorientasi pingin dilihat orang, mendapat pujian orang, bangga diri, dsb. Maka niat sangat urgen untuk dibentuk dan dijaga saat menancapkan azzam di hati kita. Niatan yang dibentuk bukan mengejar dunia saja namun sewajarnya berorientasi akhirat, mengharap ridho Allah Azza wa Jalla.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Apa peduliku dengan dunia?! Tidaklah aku tinggal di dunia melainkan seperti musafir yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu musafir tersebut meninggalkannya.” (HR. Tirmidzi no. 2551. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan At Tirmidzi)
Jika kita mengejar dunia, maka hanya dunialah yang kita dapatkan. Padahal dunia tak sebanding dengan ahirat. Jika kita mengejar akhirat sesungguhnya dunia akan mengikutinya.
Dunia itu akan pergi menjauh. Sedangkan akhirat akan mendekat. Dunia dan akhirat tesebut memiliki anak. Jadilah anak-anak akhirat dan janganlah kalian menjadi anak dunia. Hari ini (di dunia) adalah hari beramal dan bukanlah hari perhitungan (hisab), sedangkan besok (di akhirat) adalah hari perhitungan (hisab) dan bukanlah hari beramal.” (HR. Bukhari secara mu’allaq –tanpa sanad-)
Maka dari itu azzam, usaha, serta cita-cita marilah kita niatkan sebagai sarana kita beramal sholih. Dengan niat yang lurus seperti kita menempuh jalan yang lurus. Cita-cita itu akan mudah sampai. Dengan usaha maksimal. Layaknya menambah kecepatan. Cita-cita itu akan cepat sampai.
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.” (QS. At Tiin [95] : 4-6)
MAN JADA WAJADA
Suatu cita-cita atau gol dapat tercapai dengan bersungguh-sungguh mencapainya. Bersungguh-sungguh mengupadaya dengan seluruh perjuangan, kerja keras, tetes keringat yang kita lakukan. Tentu kita banyak membaca profil orang-orang sukses. Merekalah yang berjuang keras agar impiannya tercapai. Rasullulah memenangkan perang badar bukan sekedar berdoa. Bill gates membangun Microsoft bukan dengan mengedipkan mata. Thomas Alfa Edison menemukan lampu pijar yang bisa kita nikmati sekarang bukan sekali dua kali gagal. Mereka bekerja keras dan berlelah-lelah dahulu sebelum targetnya tercapai. MAN JADA WA JADA. Barangsiapa bersungguh-sungguh ia akan sukses.
Berlelah-lelahlah dahulu. Karena manisnya hidup akan kamu perloleh setelah berlelah-lelah.(Imam Syafi’i)
SEDETIK YANG SANGAT BERARTI
Seorang sprinter 100 m dunia mencetak rekor dalam tempo 9,92 detik (Olympic September 2011). Sedangkan sprinter 100 m indoneisa 10,3 detik. Padahal hanya berbeda 0,38 detik. Taruhlah 1 detik. Hanya satu detik namun menentukan yang mana yang rekor dunia dan yang tidak. Satu detik yang sangat menentukan. Satu detik yang sangat berarti. Menurut Ahmad Fuad i(penulis novel 5 Menara tolo ukur manjada wajada adalah berusaha lebih keras dari pada orang lain. Usaha kita harus satu tingkat lebih unggul dari usaha orang lain. Kalau orang lain dapat belajar sampai jam sebelas malam, ya kita sampai jam dua belas malam. Mata kita seperti elang yang selalu terjaga menjadi pengamat. Mengamati usaha yang dilakukan orang lain. Tidak ada kata lengah sedikitpun. Harus lebih baik dari orang lain.
MAN SHABARA ZHAFIRA
Dalam mengarungi samudra perjuangan, berlelah-lelah dan take action, tentu kita sering menjumpai halang-rintang. Halang rintang itu berupa godaan dunia baik godaan setan, nafsu, dan perlawanan dari pihak lain yang menyebabkan kita lengah. Maka dari itu kembali ke azzam kita. Kita harus menguatkan azzam terus menerus dan selalu sabar. Sabar dalam memegang prinsip. Kalau kita targetkan menyelesaikan 5 buku seminggu untuk persiapan ujian ya kita harus sabar dan istiqomah melakukan target tersebut. Sungguh Allah bersama orang-orang yang sabar. Jika ujian datang saat usaha baru dilakukan, janganlah khawatir janganlah bersedih. Laa tahzan, Allaha ma’ana. Jangan khawatir, Allah bersama kita. Manshabara zhafira, barangsiapa bersabar ia akan beruntung.
MAN ALA DARBI WASHOLA
Ternyata rumusan man jada wajada dan manshabara zhafira saja kurang cukup untuk menggapai goal kita. Tidak cukup berlelah-lelah ternyata. Tidak juga hanya bersabar. Ibarat kita ingin menuju ke puncak (goal). Maka kita melewati jalan yang panjang sekali. Kita sudah berlari. Kita sudah berlelah lelah pantang menyerah dan selalu sabar. Sayangnya jalan yang kita lalui itu salah jalur, sehingga tidak sampai ke puncak tujuan kita, malahan kita tersesat. Nah di sinilah pentingnya fokus pada jalan yang ingin kita lalui. Agar kita sampai pada tujuan yang tepat.
Kalau kita ingin mendapat indeks prestasi 3,9 ya jalannya harus rajin belajar, bukan disambil-sambil yang lain. Kalau kita ingin menjadi entrepreneur sukses ya jalannya harus take action untuk bisnis, bukan menunggu rejeki datang dari langit. Semua tujuan mempunyai jalan atau jalur untuk dicapai. Man ala darbi washola. Barangsiapa berjalan di jalannya akan sampai.
“Kalau anda ingin berhasil maka jalanilah jalan untuk menuju keberhasilan.” (Prof. H. Zaini Dahlan)
REFLECTION
“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara :
[1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
[2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
[3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
[4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
[5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir)
Sudahkan kita memanfaatkanya secara maksimal?
Wallahua’lam bisshowab.

Categories:

Leave a Reply

    Blogroll